MAKNA ORGANISASI PENDIDIKAN DAN KOMPONEN TERHADAP
KEBERHASILANNYA
A)
Pengertian Organisasi
Pengertian Beberapa definisi organisasi dari para
ahli :
a) Louis A. Allen (1960) Pengorganisaasian adalah
proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan yang harus dilakukan, sehingga
tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien oleh orang-orang.
b) Edgar Schein (1973) “An organization is the
rational coordination of the activity of the number of people for the
achievement of some common explicit of labor and function, and through a
hierarchy of outhority and responsibility”. (Suatu organisasi adalah koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga
kerja dan fungsi, serta dengan tingkatan hirarki dan tanggungjawab).
c) Ananda W.P Guruge (1977) “Organization is difened
as arranging a complex of tasks into manageable units and defining the formal
relationship among the people who are assigned the various tasks”. (Organisasi
didefinisikan sebagai tatanan tugas yang kompleks yang dikelola oleh suatu unit
dan mendeskripsikan hubungan formal antara orang-orang yang ditugaskan berbagai
macam tugas).
d) SB Hri Lubis (1987) Terdapat kesamaan pengertian
dari keseluruhan definisi organisasi yaitu pada dasarnya organisasi sebagai
suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut
suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan
tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu
dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas
dari lingkunagnnya.
e) Robbins (1996) Organisasi dipandang pula sebagai
satuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, yang tersususn atas dua orang
atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus- menerus untuk
mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.
f) Sutarto (1998) Organisasi adalah sistem saling
berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dari berbagai definisi para ahli mengenai
organisasi, Pada intinya dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah koordinasi
/secara rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang
dirumuskan secara eksplisit, melalui peraturan dan pembagian kerja serta
melalui hierarkhi kekuasaan dan tanggung jawab.
Organisasi dapat didefinisikan dengan bermacam cara
yang pada intinya mencakup berbagai faktor yang menimbulkan organisasi yaitu
kumpulan orang, ada kerjasama, dan tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan
sistem yang saling berkaitan dalam kebulatan.
B)
Pengertian Lembaga
Suatu lembaga adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara norma
norma masyarakat yang paling resmi dan bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan
tata kelakuan disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke
dalam sistem keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka suatu
lembaga telah berkembang.
Oleh karena itu suatu lembaga mencakup :
v
Seperangkat
perilaku yang telah distandarisasi dengan baik
v
Serangkaian
tata kelakuan, sikap, nilai- nilai yang mendukung dan
v
Sebentuk
tradisi, ritual, upacara dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Lembaga dibentuk berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Cara
Cara adalah mengacu pada suatu keadaan dalam
masyarakat yang menggunakan symbol-simbol tertentuk untuk memaknai sebuah hal
atau peristiwa.
b.
Kebisaan.
Kebiasan adalah prilaku masyaralat berulang secaar
terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga perilaku tersebut sudah
menjadi kebisaan yang dsulit untuk dilupkan.
c.
Adat
Istiadat.
Adat Istiadat adalah suatu cara dan prilaku
masyarakat dalam memakanai kehidupan dalam bentuk upacara ritual, maka adat
istiadat lebih mengacu pada nilai-nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat
dan menjadi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
C)
Definisi Pendidikan Menurut Beberapa Ahli :
Ada berbagai definisi mengenai pendidikan menurut
para ahli, antara lain:
1)
Driyarkara
(1980) Pendidikan adalah memanusiakan manusia.
2)
Dictionary
of education Pendidikan adalah Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap,
dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, proses sosial
yang terjadi pada seseorang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka
dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimum.
Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya
permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
3)
Crow and
Crow (1960) “Modern educational theory and practice not only are aimed at
preparation for future living but also are operative in determining the patern
of present, day by day attitude and behaviour.
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana
untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang
yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
Dari berbagai definisi pendidikan menurut para ahli
tersebut, dapat diidentifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu :
Ø Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk
berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup. Untuk mencapai tujuan
itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi),
strategi, dan teknik penilaiannya yang yang sesuai.
Ø Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal). Selain itu, dari
berbagai definisi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
D)
Pengertian Organisasi Lembaga Pendidikan
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi
secara rasional sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan.
Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Demikian kompleksnya organisasi tersebut, maka
dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga
pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan
dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.
E)
Struktur Organisasi lembaga Pendidikan
v Menurut E. Kast dan James E. Rosenzweig (1974)
struktur diartikan sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi.
Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja
yang membagi dan mengkoordinasi tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan.
Struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang
menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, ukuran, jenis teknologi yang digunakan,
dan sasaran yang hendak dicapai. Struktur bersifat relatif stabil (tidak
berubah) statis dan berubah lambat atau memerlukan waktu untuk
penyesuaian-penyesuaian.
v Menurut Stoner (1986), struktur organisasi dibangun
oleh lima unsur, yaitu:
ü
Spesialisasi
aktivitas
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi
tugas perorangan dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan
penyatuan tugas tersebut ke dalam unit kerja.
ü
Standardisasi
aktivitas
Standardisasi aktivitas adalah prosedur yang
digunakan organisasi untuk menjamin kelayakan kegunaan aktivitas.
Menstandardisasi artinya menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus
dilakukan bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan
program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja.
ü
Koordinasi
aktivitas
Koordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan
fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha,
pemasaran, produksi dan penjualan merupakan faktor-faktor yang secara langsung
menunjang pencapaian tujuan organisasi.
ü
Sentralisasi
dan desentralisasi keputusan
Sentralisasi dan desentralisasi adalah pengambilan
keputusan mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi
adalah proses pemberian wewenang pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu
organisasi, sedangkan desentalisasi merupakan pendelegasian wewenang pada semua
tingkat organisasi.
ü
Ukuran
unit kerja ukuran unit kerja mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok
kerja. Struktur organisasi akan menjadi lebih jelas apabila digambarkan dalam
bagan atau skema organisasi. Pada struktur organisasi terdapat gambaran posisi
kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan
bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran
komunikasi.
Struktur organisasi menspesifikkan pembagian
kegiatan kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau bagaimana kegiatan yang
berbeda-beda itu dihubungkan.Struktur juga menunjukkan hierarki dan struktur
wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelapornya. Skema organisasi
memberikan penjelasan mengenai hubungan pelaporan yang dinyatakan sebagai garis
vertikal pada skema organisasi menunjukkan pada siapa suatu jabatan atau seseorang
individu harus melapor, menggambarkan lingkungan tanggung jawab, alokasi tugas
dan tanggung jawab setiap jabatan dalam organisasi. Bagan organisasi
menunjukkan struktur organisasi dengan kotak-kotak atau garisgaris yang disusun
menurut kedudukannya yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yang satu
sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang (Sutarto, 1998:217).
Kegunaan skema atau bagan organisasi untuk
mengetahui besar kecilnya organisasi, garis saluran weweang, berbagai macam
satuan organisasi, rincian aktivitas satuan organisasi, setiap jabatan yang
ada, rincian tugas pejabat, nama dan pangkat golongan, jumlah dan foto pejabat,
kedudukan, dan penilaian terhadap kelayakan suatu organisasi. Struktur
organisasi lembaga pendidikan adalah susunan skema atau bagan yang
menggambarkan hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan
kelompok agar menjadi suatu kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi lembaga
pendidikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
Pengorganisasian lembaga penyelenggara pendidikan menganut ketentuan nasional
tentang jenis dan jenjang pendidikan.
F)
Komponen-komponen yang menentukan keberhasilan
lembaga pendidikan .
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke
dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumberdaya, mengkoordinasikannya
dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi maka diperlukan kriteria keberhasilan
organisasi lembaga pendidikan (Nanang Fattah, 1996 : 71).
Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan
nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga
pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan
organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga akan semakin
dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang
profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan,
selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas
SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola.
Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan
relevan dengan kualitas mesinnya.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah)
merupakan keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila
mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik,
serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Sehingga keberhasilan kepemimpinan pada
hakikatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat
terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi
(organizational achievement) dan pembinaan terhadap organisasi (organizational
maintenance).
Dengan pendekatan ini, keberhasilan seorang
pemimpin dapat dikaji dengan langkahlangkah atau cara:
1.
Pengamatan
terhadap produk yang dihasilkan oleh proses transformasi kepemimpinannya,
seperti:
a) Penampilan kelompok
b) Tercapainya tujuan kelompok
c) Kelangsungan hidup kelompok
d) Pertumbuhan kelompok
e) Kemajuan kelompok menghadapi krisis
f) Bawahan merasa puas terhadap pemimpin
g) Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan
kelompok
h) Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota
kelompok
i)
Bawahan
tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin
2.
Berkaitan
dengan hasil transformasi tersebut dapat dilihat pula beberapa hal, seperti:
a. Pertumbuhan keuntungan
b. Batas minimal keuangan
c. Peningkatan produk pelayanan
d. Penyebaran jasa pelayanan
e. Target yang tercapai
f. Investasi mengalami pertumbuhan
Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap
proses pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan juga
hakikatnya diukur dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan
outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dan keberhasilan
pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar measurable
and observable (dapat diukur dan diamati).
Kriteria Keberhasilan :
v Obyektivitas absolut memang diyakini tidak akan
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh hanyalah tertekannya
unsur subyektivitas seminimal mungkin. Hal itu juga dipastikan terjadi dalam
penyelenggaraan supervisi keterlaksanaan Kurikulum
v Dalam rangka menekan unsur subyektivitas sekaligus
mengoptimalkan nilai-nilai obyektivitas dalam proses dan hasil supervisi keterlaksanaan
Kurikulum, maka disiapkan kriteria kinerja/performansi/ keberhasilan semua
aspek pada semua komponen;
v Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan
nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu.
v Kriteria unjuk kerja langsung menentukan nilai
komponen
v Kriteria keberhasilan disiapkan untuk setiap aspek
pada semua komponen.
Formulasi semua kriteria kinerja/kriteria
performansi/indikator keberhasilan ditentukan sesuai dengan karakteristik aspek
yang dinilai.
v Kriteria keberhasilan suatu aspek dalam suatu
komponen tidak sama, baik dalam jumlah, substansi, maupun karakteristiknya .
Di Indonesia ini terdapat banyak lembaga pendidikan
dengan tujuan, kurikulum, dan lulusan yang berbeda-beda, Menurut Arikunto dan
Yuliana (20008 : 16) secara umum bahwa lembaga pendidikan selalu terdapat
komponen-komponen yang menetukan keberhasilan lembaga tersebut yaitu :
a. Komponen Siswa, yaitu subjek belajar yang menurut
jenis dan sifat lembaganya dapat disebut sebagai siswa, mahasiswa, peserta
khusus.
b. Komponen guru, yaitu subjek yang memberikan
pelajaran, yang sebutannya dapat : guru, dosen, penyaji, penatar.
c. Komponen Kurikulum, yaitu materi atau bahan
pelajaran yang diajarkan, yang memberikan cirin pada lembaga pendidikan tersebut
dan mencerminkan kualutas lulusannya.
d. Komponen Sarana Prasarana, yaitu komponen yang
penunjang terlaksananya proses pengajaran
e. Komponen Pengelola, yaitu orang yang mengurus
penyelenggaraan lembaga, menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengoragnisasikan,
mengarahkan, membina serta mengurus tatalaksana lembaga. Termasuk dalam
komponen pengelola adalah : kepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan,
staff tata usaha, bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.
Melihat komponen-komponen lembaga tersebut berarti
lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan organisasi pendidikan (dalam konteks
mikro).
KESIMPULAN
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi
secara rasional sejumlah orang dalammembentuk institusi pendidikan.
Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Demikian kompleksnya organisasi tersebut, maka
dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga
pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan
dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.
Secara umum bahwa lembaga pendidikan selalu
terdapat komponen-komponen yang menetukan keberhasilan lembaga tersebut yaitu :
Komponen Siswa, Komponen guru, Komponen Kurikulum, yaitu materi atau bahan
pelajaran yang diajarkan, yang memberikan cirin pada lembaga pendidikan
tersebut dan mencerminkan kualutas lulusannya, Komponen Sarana Prasarana, dan Komponen Pengelola. Melihat komponen-komponen
lembaga tersebut berarti lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan organisasi
pendidikan (dalam konteks mikro).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar