Senin, 30 Juni 2014

MAKNA ORGANISASI PENDIDIKAN DAN KOMPONEN TERHADAP KEBERHASILANNYA



MAKNA ORGANISASI PENDIDIKAN DAN KOMPONEN TERHADAP KEBERHASILANNYA
A)    Pengertian Organisasi
Pengertian Beberapa definisi organisasi dari para ahli :
a)      Louis A. Allen (1960) Pengorganisaasian adalah proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan yang harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien oleh orang-orang.
b)      Edgar Schein (1973) “An organization is the rational coordination of the activity of the number of people for the achievement of some common explicit of labor and function, and through a hierarchy of outhority and responsibility”. (Suatu organisasi adalah koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga kerja dan fungsi, serta dengan tingkatan hirarki dan tanggungjawab).
c)      Ananda W.P Guruge (1977) “Organization is difened as arranging a complex of tasks into manageable units and defining the formal relationship among the people who are assigned the various tasks”. (Organisasi didefinisikan sebagai tatanan tugas yang kompleks yang dikelola oleh suatu unit dan mendeskripsikan hubungan formal antara orang-orang yang ditugaskan berbagai macam tugas).
d)     SB Hri Lubis (1987) Terdapat kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi organisasi yaitu pada dasarnya organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkunagnnya.
e)      Robbins (1996) Organisasi dipandang pula sebagai satuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, yang tersususn atas dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus- menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.
f)       Sutarto (1998) Organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari berbagai definisi para ahli mengenai organisasi, Pada intinya dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah koordinasi /secara rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui peraturan dan pembagian kerja serta melalui hierarkhi kekuasaan dan tanggung jawab.
Organisasi dapat didefinisikan dengan bermacam cara yang pada intinya mencakup berbagai faktor yang menimbulkan organisasi yaitu kumpulan orang, ada kerjasama, dan tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan sistem yang saling berkaitan dalam kebulatan.



B)    Pengertian Lembaga
Suatu lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tertentu. Lembaga termasuk diantara norma norma masyarakat yang paling resmi dan bersifat memaksa. Kalau kebiasaan dan tata kelakuan disekitar suatu kegiatan yang penting menjadi terorganisir ke dalam sistem keyakinan dan perilaku yang sangat formal dan mengikat, maka suatu lembaga telah berkembang.
Oleh karena itu suatu lembaga mencakup :
v  Seperangkat perilaku yang telah distandarisasi dengan baik
v  Serangkaian tata kelakuan, sikap, nilai- nilai yang mendukung dan
v  Sebentuk tradisi, ritual, upacara dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Lembaga dibentuk berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Cara
Cara adalah mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat yang menggunakan symbol-simbol tertentuk untuk memaknai sebuah hal atau peristiwa.
b.      Kebisaan.
Kebiasan adalah prilaku masyaralat berulang secaar terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga perilaku tersebut sudah menjadi kebisaan yang dsulit untuk dilupkan.
c.       Adat Istiadat.
Adat Istiadat adalah suatu cara dan prilaku masyarakat dalam memakanai kehidupan dalam bentuk upacara ritual, maka adat istiadat lebih mengacu pada nilai-nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat dan menjadi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
C)    Definisi Pendidikan Menurut Beberapa Ahli :
Ada berbagai definisi mengenai pendidikan menurut para ahli, antara lain:
1)      Driyarkara (1980) Pendidikan adalah memanusiakan manusia.
2)      Dictionary of education Pendidikan adalah Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, proses sosial yang terjadi pada seseorang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
3)      Crow and Crow (1960) “Modern educational theory and practice not only are aimed at preparation for future living but also are operative in determining the patern of present, day by day attitude and behaviour.
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
Dari berbagai definisi pendidikan menurut para ahli tersebut, dapat diidentifikasi beberapa ciri pendidikan, antara lain yaitu :
Ø  Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang yang sesuai.
Ø  Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal). Selain itu, dari berbagai definisi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
D)    Pengertian Organisasi Lembaga Pendidikan
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi secara rasional sejumlah orang dalam membentuk institusi pendidikan.
Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Demikian kompleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.
E)    Struktur Organisasi lembaga Pendidikan
v  Menurut E. Kast dan James E. Rosenzweig (1974) struktur diartikan sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi.
Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasi tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, ukuran, jenis teknologi yang digunakan, dan sasaran yang hendak dicapai. Struktur bersifat relatif stabil (tidak berubah) statis dan berubah lambat atau memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian.
v  Menurut Stoner (1986), struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu:
ü  Spesialisasi aktivitas
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas perorangan dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas tersebut ke dalam unit kerja.
ü  Standardisasi aktivitas
 Standardisasi aktivitas adalah prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin kelayakan kegunaan aktivitas. Menstandardisasi artinya menjadikan seragam dan konsisten pekerjaan yang harus dilakukan bawahan, biasanya dengan menggunakan peraturan, uraian jabatan, dan program seleksi, orientasi kerja, keterampilan kerja.
ü  Koordinasi aktivitas
Koordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan fungsi-fungsi dalam organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi dan penjualan merupakan faktor-faktor yang secara langsung menunjang pencapaian tujuan organisasi.
ü  Sentralisasi dan desentralisasi keputusan
Sentralisasi dan desentralisasi adalah pengambilan keputusan mengacu pada lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi adalah proses pemberian wewenang pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi, sedangkan desentalisasi merupakan pendelegasian wewenang pada semua tingkat organisasi.
ü  Ukuran unit kerja ukuran unit kerja mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok kerja. Struktur organisasi akan menjadi lebih jelas apabila digambarkan dalam bagan atau skema organisasi. Pada struktur organisasi terdapat gambaran posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.
Struktur organisasi menspesifikkan pembagian kegiatan kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau bagaimana kegiatan yang berbeda-beda itu dihubungkan.Struktur juga menunjukkan hierarki dan struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelapornya. Skema organisasi memberikan penjelasan mengenai hubungan pelaporan yang dinyatakan sebagai garis vertikal pada skema organisasi menunjukkan pada siapa suatu jabatan atau seseorang individu harus melapor, menggambarkan lingkungan tanggung jawab, alokasi tugas dan tanggung jawab setiap jabatan dalam organisasi. Bagan organisasi menunjukkan struktur organisasi dengan kotak-kotak atau garisgaris yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang (Sutarto, 1998:217).
Kegunaan skema atau bagan organisasi untuk mengetahui besar kecilnya organisasi, garis saluran weweang, berbagai macam satuan organisasi, rincian aktivitas satuan organisasi, setiap jabatan yang ada, rincian tugas pejabat, nama dan pangkat golongan, jumlah dan foto pejabat, kedudukan, dan penilaian terhadap kelayakan suatu organisasi. Struktur organisasi lembaga pendidikan adalah susunan skema atau bagan yang menggambarkan hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar menjadi suatu kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi lembaga pendidikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran. Pengorganisasian lembaga penyelenggara pendidikan menganut ketentuan nasional tentang jenis dan jenjang pendidikan.
F)     Komponen-komponen yang menentukan keberhasilan lembaga pendidikan .
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumberdaya, mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan sebuah organisasi maka diperlukan kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan (Nanang Fattah, 1996 : 71).
Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan yang juga akan semakin dituntut menjadi suatu organisasi yang tepat sasaran dan berdayaguna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional. Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, selayaknya sekolah memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah tersebut dikelola. Apabila sekolah dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan relevan dengan kualitas mesinnya.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) merupakan keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Sehingga keberhasilan kepemimpinan pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat kepedulian seorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai oleh organisasi (organizational achievement) dan pembinaan terhadap organisasi (organizational maintenance).
Dengan pendekatan ini, keberhasilan seorang pemimpin dapat dikaji dengan langkahlangkah atau cara:
1.      Pengamatan terhadap produk yang dihasilkan oleh proses transformasi kepemimpinannya, seperti:
a)      Penampilan kelompok
b)      Tercapainya tujuan kelompok
c)      Kelangsungan hidup kelompok
d)     Pertumbuhan kelompok
e)      Kemajuan kelompok menghadapi krisis
f)       Bawahan merasa puas terhadap pemimpin
g)      Bawahan merasa bertanggung jawab terhadap tujuan kelompok
h)      Kesejahteraan psikologi dan perkembangan anggota kelompok
i)        Bawahan tetap mendukung kedudukan dan jabatan pemimpin
2.      Berkaitan dengan hasil transformasi tersebut dapat dilihat pula beberapa hal, seperti:
a.       Pertumbuhan keuntungan
b.      Batas minimal keuangan
c.       Peningkatan produk pelayanan
d.      Penyebaran jasa pelayanan
e.       Target yang tercapai
f.       Investasi mengalami pertumbuhan
Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan juga hakikatnya diukur dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati).
Kriteria Keberhasilan :
v  Obyektivitas absolut memang diyakini tidak akan diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh hanyalah tertekannya unsur subyektivitas seminimal mungkin. Hal itu juga dipastikan terjadi dalam penyelenggaraan supervisi keterlaksanaan Kurikulum
v  Dalam rangka menekan unsur subyektivitas sekaligus mengoptimalkan nilai-nilai obyektivitas dalam proses dan hasil supervisi keterlaksanaan Kurikulum, maka disiapkan kriteria kinerja/performansi/ keberhasilan semua aspek pada semua komponen;
v  Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu.
v  Kriteria unjuk kerja langsung menentukan nilai komponen
v  Kriteria keberhasilan disiapkan untuk setiap aspek pada semua komponen.
Formulasi semua kriteria kinerja/kriteria performansi/indikator keberhasilan ditentukan sesuai dengan karakteristik aspek yang dinilai.
v  Kriteria keberhasilan suatu aspek dalam suatu komponen tidak sama, baik dalam jumlah, substansi, maupun karakteristiknya .
Di Indonesia ini terdapat banyak lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum, dan lulusan yang berbeda-beda, Menurut Arikunto dan Yuliana (20008 : 16) secara umum bahwa lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponen yang menetukan keberhasilan lembaga tersebut yaitu :
a.       Komponen Siswa, yaitu subjek belajar yang menurut jenis dan sifat lembaganya dapat disebut sebagai siswa, mahasiswa, peserta khusus.
b.      Komponen guru, yaitu subjek yang memberikan pelajaran, yang sebutannya dapat : guru, dosen, penyaji, penatar.
c.       Komponen Kurikulum, yaitu materi atau bahan pelajaran yang diajarkan, yang memberikan cirin pada lembaga pendidikan tersebut dan mencerminkan kualutas lulusannya.
d.      Komponen Sarana Prasarana, yaitu komponen yang penunjang terlaksananya proses pengajaran
e.       Komponen Pengelola, yaitu orang yang mengurus penyelenggaraan lembaga, menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengoragnisasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tatalaksana lembaga. Termasuk dalam komponen pengelola adalah : kepala sekolah, petugas bimbingan, pustakawan, staff tata usaha, bendaharawan, pesuruh, penjaga malam.
Melihat komponen-komponen lembaga tersebut berarti lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan organisasi pendidikan (dalam konteks mikro).


KESIMPULAN
Organisasi Lembaga Pendidikan adalah koordinasi secara rasional sejumlah orang dalammembentuk institusi pendidikan.
Tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Demikian kompleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan dan perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.
Secara umum bahwa lembaga pendidikan selalu terdapat komponen-komponen yang menetukan keberhasilan lembaga tersebut yaitu : Komponen Siswa, Komponen guru, Komponen Kurikulum, yaitu materi atau bahan pelajaran yang diajarkan, yang memberikan cirin pada lembaga pendidikan tersebut dan mencerminkan kualutas lulusannya, Komponen Sarana Prasarana, dan  Komponen Pengelola. Melihat komponen-komponen lembaga tersebut berarti lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan organisasi pendidikan (dalam konteks mikro).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar