RANGKUMAN PEMBELAJARAN IPA
Pada kali ini saya akan menyampaikan suatu rangkuman
Pendidikan IPA. Setelah mid test yang telah diadakan selama 2 minggu, proses
kegiatan kuliah berjalan lancar seperti biasanya. Berikut rangkuman
materinya.
HAKEKAT SAINS
a.
Pengertian Sains
Science (sains) =
Ilmu
pengetahuan alam = Ilmu alamiah = Integrasi dari biologi,fisika,kimia
dan ipa = bukan merupakan jumlah dari
ke 4 nya = Merupakan disiplin ilmu yang integral.
b.
Orientasi dan Tujuan
1.
Alam sebagai sumber ilmu pengetahuan
2.
Alam sebagai sumber kehidupan manusia
3.
Alam mempengaruhi cara berfikir dan bekerja manusia
4.
Alam mendorong pengembangan teknologi dan pendayagunaannya
5.
Alam mempengaruhi budaya manusia
6.
Manusia mempengaruhi perubahan alam
- Orientasi bagi Mahasiswa :
1.
Bertambahnya wawasan mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan alam (ipa)
2.
Dapat mengikuti perkembangan ipa
3.
Memahami makna ipa bagi kehidupan
4.
Memahami perlunya alam dikelola dengan sebaik-baiknya
- Orientasi Kehidupan
- Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS.Al Qashash : 77)
- Pengertian Sains atau IPA mengalami perkembangan dari jaman ke jaman. Pada mulanya sains merupakan pengetahuan biasa, lamat laun pengertiannpya berubah menjadi pengetahuan yangrasional lepas dari takhayul dan kepercayaan, kemudian berkembang menjadi pengetahuan/
- IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Jadi disini metodenyalah yang menentukan apakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Alam semesta terbentuk dari objek dan interaksinya yang menimbulkan fenomena. Fenomena tersebut tidak terkotak-kotak seperti ilmu-ilmu dasar dan terapan. Hanya keterbatasan kompetensi manusialah menyebabkan ilmu mengenai alam terkotak-kotak (kimia, biologi,fisika, IPA) IPA sebagai proses memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
c.
Strukturisasi IPA
Obyek :
Mulai
dari Bumi s.d Ruang angkasa
Kejadian : Mulai dari perkembangan metodologi
– konsepsi – kejadian-kejadian alaminya
Metodologi : Mulai dari trial & error
– filosofik - ilmiah
- IPA Dasar: Mencoba untuk memahami bagaimana alam bekerja
- IPA Terapan: Mencoba mencari cara untuk mengendalikan bagaimana alam bekerja
- Teknologi: Mencoba memanfaatkan penemuan IPA Dasar dan IPA Terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja
d.
Perkembangan Pengertian Sains atau IPA :
1. Nash
: sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk
dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia, cara memandang IPA
bersifat analitis (pola berpikir terhadap sasaran dengan seksama, cermat dan
lengkap)
2.
Einstein
: sains merupakan suatu pola pikir logis dan uniform
3. Bernal (Science in
History) :
sains adalah pengetahuan, atau pengetahuan umum yang berisi apa saja yang
diketahui manusia, atau pengetahuan yang benar secara rasional artinya bebas dari
takhayul atau kepercayaan, atau pengetahuan yang ilmiah yang rasional dan
objektif.
Latar belakang
pekerjaan manusia dapat mempengaruhi cara pandangnya terhadap sesuatu. Suatu
objek yang sama akan diartikan sangat berlainan oleh orang yang mempunyai latar
belakang pekerjaan berbeda. Misal objeknya adalah sapi, Sapi itu apa?
maka jawaban yg diberikan akan bervariasi tatkala kita menanyakan pada petani,
dokter, ahli gizi, seorang biolog, seorang usahawan dll.
e.
Nilai-nilai IPA
Nilai-nilai sosial
dari IPA :
v Nilai etik dan estetika dari IPA
nilai itu terutama
terletak pada sistem yang menetapkan kebenaran yg ojektif pada tempat yang
utama, terdapat hubungan saling percaya diantara ilmuwan, penemu suatu konsep
atau teori yg terdahulu tetap dihormati
v Nilai moral humaniora dari IPA
terdapat dua sisi
nilai yg berlawanan, IPA sendiri adalah suci, yang tidak suci adalah manusianya
v Nilai ekonomi IPA
apabila seorang
ilmuwan menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu, lalu apakah
temuannya itu mempunyai nilai ekonomi secara langsung? bisa ya bisa tidak
f.
Nilai-nilai Psikologis/Paedagogis IPA
- Sikap mencintai kebenaran, mendorong manusia untuk berlaku jujur dan objektik
- Sikap tidak purbasangka
- Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
- Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
- Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
- Bersikap tidak putus asa
- Sikap teliti dan hati-hati
- Sikap corious atau ingin tahu
- Sikap optimis
g.
Keterbatasan IPA
- IPA tidak dapat menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan
- IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatan
- IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yg mempermasalahkan tingkah laku yg baik atau buruk, tidak menjangkau masalah estetika yg berhubungan dengan keindaha dan tentang sistem nilai. Hal itu karena tolok ukur IPA adalah objektifitas bukan subjektifitas
h.
Sikap, metode, dan
produk ilmiah
Sund
(1975):
1.
SCIENTIFIC ATTITUDES :
kepercayaan/keyakinan,
nilai-nilai, pendapat, obyektif, jujur dsb. Misal: membuat keputusan setelah memperoleh cukup data yg berkaitan
dengan problemanya.
2.
SCIENTIFIC PROCESSES :
Cara
khusus dalam menyelidiki/memecahkan problema.
Misalnya:
membuat hipotesis, merancang dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan
menyusun data, menganalisis data dsb.
3.
SCIENTIFIC PRODUCTS :
Fakta,
prinsip, hukum, teori dsb.
Prinsip
ilmiah: Logam bila dipanasi akan memuai
HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA DI SD
a.
Hakikat IPA di SD
IPA merupakan sekumpulan
pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran
dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen
dengan menggunakan metode ilmiah.
Tiga komponen dalam
IPA yaitu:
1. IPA
sebagai Produk
2. IPA
sebagai Proses
3. IPA
sebagai Sikap
b.
Karakteristik IPA di SD
1.
IPA mempunyai nilai
ilmiah
2.
IPA merupakan suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
3.
IPA merupakan
pengetahuan teoritis
4.
IPA merupakan suatu
rangkaian konsep yang saling berkaitan.
5.
IPA meliputi empat
unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
c.
Karakteristik Pembelajaran IPA
v Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,
seluruh proses berpikir,dan berbagai macam gerakan otot.
v Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
cara (teknik).
v Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama
untuk
membantu pengamatan..
v Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu
ilmiah (misal seminar,konferensi atau simposium), studi kepustakaan,
mengunjungi suatu objek,penyusunan hipotesis, dan yang lainnya..
v Belajar IPA
merupakan proses aktif
d.
Kendala Pembelajaran IPA
Ø pendekatan
konstruktivisme tidak mudah diimplementasikan
Ø keterbatasan
guru dalam bidang pengetahuan ilmiah dan perasaan kurang percaya diri untuk
mengajar ipa
Ø sistem
ujian nasional sangat menekankan pada pemahaman konsep
Ø ketersediaan
waktu
Ø ketidakcocokan
antara kurikulum, pembelajaran dan evaluasi
Ø keterbatasan
sumber belajar
Ø pola
hubungan guru dan siswa
e.
Tahap-tahap pembelajaran IPA di SD
1.
Persiapan
} Memahami
Kurikulum
} Menguasai
bahan ajar
} Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran
2.
Pelaksanaan
3.
Tindak lanjut
pembelajaran
TEORI PIAGET DAN PENERAPAN DI SD
a. Teori Piaget
Teori Piaget adalah membentuk
pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri. Jean piaget
mengklasifikasikan tingkat perkembangan anak menjadi 4 tahap:
1.
Tahap sensomotorik: dari lahir
hingga usia 2 tahun
Dinamakan tahap sensomotorik karena
anak memahami lingkungannya melalui
pengideraan (sensori) dan melalui gerakan (motorik).
Tahap
sensomotorik di bagi lagi menjadi 6 sub tahapan :
a.
Sub tahapan skema reflek : saat
lahir-6 minggu
b.
Sub tahapan fase reaksi sirkular
primer : 6 minggu - 4 bulan
c.
Sub tahapan fase reaksi sirkular
sekunder : 4 - 9 bulan
d.
Sub tahapan koordinasi reaksi sirkular
sekunder : 9 – 12 bulan
e.
Sub tahapan fase sirkular tersier :
12 – 18 bulan
f.
Sub tahapan awal representasi
simbolik : 18 – 24 bulan
2.
Tahap praoperasional : 2 – 7 tahun
Anak telah
mempergunakan aktivitas mental dalam berpikir.
3.
Tahap operasional kongkrit :7 – 11
tahun
Anak berpikir
atas dasar pengalaman nyata dan belum berpikir secara abstrak.
4.
Tahap operasional formal : 11- 15
tahun
Anak sudah
dapat berpikir secara abstrak dan menggunakan logika
b.
Penerapan teori Piaget dalam
pengajaran IPA di SD.
a.
belajar melalui perbuatan misalnya
guru mengenalkan secara langsung kepada siswa apa yang akan dipelajari.
b.
Perlu berbagai variasi kegiatan dalam proses belajar
mengajar.
Misalnya guru harus bias menampilkan berbagai variasi metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai tingkat kognitif siswa.
Misalnya guru harus bias menampilkan berbagai variasi metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai tingkat kognitif siswa.
c.
Guru perlu mengenal tingkat perkembangan siswanya. Guru tidak
hanya mengenal tingkat intelektual siswa secara kelompok tapi guru harus mengetahui
perkembangan pribadi siswa-siswanya.
d.
Perlu latihan yang berulang untuk pengembangan
berpikir operasional. Guru perlu memberikan latihan kepada
siswa dan mengasah pola berpikirnya secara terus-
menerus.
e.
Pada kelas VI, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan pola berpikir operasionalnya. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa, untuk memberikan pendapat mengenai apa yang
diketahuinya
TORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
a.
Konstruktivisme
Model pembelajaran
yang berangkat dari pengetahuan
awal siswa-siswi yang ada di
dalam memorinya, pengalam
dalam kehidupan sehari-hari di
diperoleh dari lingkungannya. Pengetahuan atau
pengalaman baru tidak bisa
ditransper atau dicopy
dari seorang guru
kepada siswa secara
utuh, melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif membangun
pengetahuannya. siswa di dalam memorinya
menghubung-hubungkan antara pengetahuan
atau pengalaman baru apakah
cocok atau tidak,
jika cocokakan terjadi
penguatan di dalam
memori/pikiran siswa tersebut. Bila terjadi
ketidak cocokan antara
pengetahuan atau pengalaman baru dengan
apa yang ada
di dalam pikiranya mengalami akomodasi,
adaptasi, cocok,
keseimbangan/ekuilibrasi, dan akhirnya mengerti.
Menekankan gagasan-gagasan berasal
dari siswa itu. Guru dituntut
harus mempersiapkan dan mengembangkan
pengetahuan yang berhubungan
dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan kepada siswa dengan cara memberikan atau mengajukan
pertanyaan-ertanyaan yang berhubungan dengan bahan yang disajiakan sehingga
peranan. Guru sebagai fasilitator dan mediator.
Siswa mempunyai
rasa ingin tahu
yang berlebih bila memiliki hal-hal
yag bersifat baru
dan menantang untuk dicoba
atau mecoba-coba dengan kelompoknya.
Guru tidak perlu
berintervensi terlampau
mendalam pada topic pembelajaran yang sedang dipelajari
atau dibahas.
b.
Implikasi pada
pembelajaran IPA
1.
Pembelajaran berdasarkan
kontruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan bahasa
siswa sendiri berbagai gagasan dengan temannya dan mendorong siswa memberikan
memberikan pejelasan tentang gagasannya.
2.
Pembelajaran berdasarkan kontruktivisme memberikan
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa/ rancangan
kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas
pengetahuan mereka tentang fenomena dan mememiliki kesempatan untuk membedakan
dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3.
Pembelajaran
kontruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang
pengalamannya agar siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi
tentang teori dan model mengenalkan gagasan sains pada saat yang tepat.
4.
Pembelajaran
kontruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan agar
siswa terdorong untuk memberikan kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai
konteks baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa
untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5.
Pembelajaran
konstruktivisme mendorong siswa untuk memberikan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari kemampuan mereka serta memberi kesempatan untuk mengidentifikasi
perubahan gagasan mereka.
6.
Pembelajaran
kontruktivisme memberikan lingkungan belajar yang akan konduksif yang mendukung
siswa mengungkapka gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada
satu-satu jawaban yang benar
KETRAMPILAN PROSES SAINS
a.
Pengertian Ketrampilan Proses
1. Pendekatan mengajar
yang menekankan pada keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan oleh para
ilmuwan dalam rangka memperoleh pengetahuan
(Chaerul, R., 1994:3)
2.
Wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang
bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam
diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
b. Ketrampilan proses terbagi
:
v Dasar (pondasi utk melatih
ketr.proses terpadu yg kompleks) : mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur,
mengkomunikasikan, menginferensi (membuat keputusan sementara) , memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta
mengenal hubungan-
hubungan angka.
v Terintegrasi
(melakukan eksperimen dlm memecakan masalah) :
Identifikasi variabel, Membuat tabulasi data, Menyajikan data, Menganalisis hasil, Menyusun hipotesis dan Melakukan
eksperimen (hipotesis s/d mensintesis data)
c.
Manfaat Ketrampilan Proses
1.
Cara memecahkan masalah
2.
Membantu siswa yang
masih pada tahap perkembangan konkrit
3.
Membekali siswa
membentuk konsep sendiri & cara
4.
Mengembangkan
kreativitas siswa
d.
Jenis-jenis Ketrampilan Proses
} Melakukan
pengamatan (observasi)
} Menafsirkan
hasil pengamatan (interpretasi & inferensi)
} Mengelompokkan
(klasifikasi)
} Meramalkan
(prediksi)
} Berkomunikasi
} Berhipotesis
} Merencanakan
percobaan/penyelidikan
} Menerapkan
konsep/prinsip
} Mengajukan
pertanyaan
} Menyimpulkan
PEMBELAJARAN INKUIRI
a.
Pengertian
Pembelajaran Inkuiri
Rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
b.
Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
v penekanan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan.
v Siswa sebagai
subjek belajar. berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu
sendiri.
v seluruh aktivitasnya untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
v diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self
belief).
v menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
v Pembelajaran melalui proses tanya jawab
v kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
c.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri
1.
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir.
2. Interaksi
Proses pembelajaran, interaksi antara siswa; interaksi siswa dengan guru, interaksi antara
siswa dengan lingkungan.
3. Bertanya
Peran guru =sebagai “penanya”
Mengembangkan sikap kritis siswa dengan selalu mempertanyakan segala
fenomena yang ada.
4. Belajar untuk Berpikir
Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak secara optimal
5. Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. secara terbuka
d. Prosedur Pembelajaran Inkuiri
v
Orientasi
membina
suasana atau iklim pembelajaran yang responsif, pengkondisian agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan
siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah
v
Merumuskan Masalah
Langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu perlu jawaban.
Proses mencari jawaban sangat penting dalam strategi inkuiri,
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
v
Merumuskan Hipotesis
Jawaban
sementara, yang perlu diiuji kebenarannya
harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, bersifat rasional dan
logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
v
Mengumpulkan Data
Aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan
peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
v
Membuat Kesimpulan
proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
e. Keunggulan dan Kelemahan
1.
Keunggulan
ü
Memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
ü
Dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang mengangga belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
ü
Menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
2.
Kelemahan
- Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
- Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan
3.
Macam-macam Pendekatan Inkuiri
a.
Inkuiri Terbimbing
- siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru.
- Berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing (Wartono 1999)
- penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan.
- digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri
- Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi seperti yang dikemukakan oleh (Hudoyono 1979) bahwa dalam usaha menemukan suatu konsep siswa memerlukan bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak.
- Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru.
b.
Inkuiri Bebas
- bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
- menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan
- Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
c.
Inkuiri Bebas Modifikasi
Ø
kolaborasi
atau modifikasi dari dua strategi inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri
terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas.
Ø
siswa
tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri,
namun siswa yang belajar dengan metode ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan.
Ø
bimbingan
yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.